Anggota DPRD, Wong Chun Sen Dan Keluarga Sembahyang Tebu Di Kota Medan

Share:

MEDAN, CAHAYANEWS.com – Drs.Wong Chun Sen Tarigan, M.Pd.B bersama keluarga besarnya melaksanakan sembahyang Tebu di Kota Medan. Dikatakan Wong, kegiatan Sembahyang Tebu ini mereka laksanakan setiap tahunnnya pada hari ke-9 di Tahun Baru Imlek. Seluruh keluarga besar wakil rakyat dari Dapil 3 ini, biasanya akan datang dan berkumpul dirumah salahsatu anggota keluarganya di Kota Medan, seperti pada Minggu (1/2/2020).
Wong Chun Sen Tarigan, yang juga Ketua GEMABUDHI (Generasi Muda Budhis Indonesia) Sumatera Utara, mengatakan, menurut tradisi orang Tionghoa dari suku Hokien, Tahun Baru Imlek hari ke-9 ini sebenarnya adalah Hari Raya Sembahyang Tebu atau Pai Thi Kong (Sembahyang Langit).
Selama 2-3 hari sebelum harinya, biasanya pasar-pasar tradisional Tionghoa yang ada di Kota Medan dipenuhi dengan orang-orang yang berjualan batang tebu dan berbagai pernak-pernik Sembahyang untuk peringatan dan menyambut Tahun Baru Imlek.
Menurutnya tradisi ini berawal dari kisah perang zaman dahulu, adanya masyarakat suku Hokkien yang bersembunyi di Perkebunan Tebu untuk menyelamatkan diri. Secara umum dikatakan Wong Chun Sen, waktu itu di zaman awal Manchuria menguasai daratan Tiongkok. Setelah Dinasti Ming ditaklukan orang Manchuria, berbagai daerah di pedalaman masih melakukan perlawanan termasuk di daerah Fujian yang merupakan kampung halaman orang Hokkien.
” Untuk memadamkan perlawanan, kaisar Manchuria mengirimkan pasukan yang sangat besar ke Fujian dan membantai orang-orang kampung. Hari tersebut bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Untuk menyelamatkan diri mereka, orang-orang suku Hokkien bersembunyi di dalam hutan dan sebagian lagi bersembunyi di perkebunan tebu yang sangat lebat,” kata Wong, yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan dari Fraksi PDI Perjuangan Medan ini.
Sambung Wong lagi, setelah beberapa hari, melihat situasi sudah aman, perlawanan terhadap Manchuria juga sudah dipadamkan dan tentara Manchuria sudah tidak lagi membunuhi orang-orang kampung. Maka, warga kampung yang sembunyi di dalam perkebunan tebu pun keluar, dan ternyata sudah hari ke-9.
” Untuk memperingati hari tersebut, masyarakat Hokkien melakukan sembahyang kepada Langit di malam hari ke-8 (delapan) pada Tahun Baru Imlek dengan mempersembahkan tebu sebagai simbol syukuran,” jelas Ketua Taruna Merah Putih (TMP) Kota Medan ini.
Hasil amatan wartawan Metrorakyat.com dilokasi, sebelum sampai puncaknya untuk melakukan Sembahyang Tebu, Wong beserta keluarga besarnya juga menyempatkan diri bersilahturahmi dengan seluruh keluarga besarnya baik yang datang dari luar Kota Medan dan yang ada di Kota Medan, selanjutnya merayakan Tahun Baru Imlek dengan bersantap makanan bersama sambil menunggu puncak sembahyang Tebu. Disela-sela usai kegiatan sembahyang Tebu, Wong Chun sen bersama seluruh keluarga besarnya antara lain:Kakak Jek Ing. Adik Chun Fuk, Chun PHIN. Chun Hua , Yek cen dengan keluarga masing masing serta kedua orang tua Ibu Suriati, Keling Tarigan, memanfaatkan momen untuk berfoto bersama.(CNC/red)
Share:
Komentar

Berita Terkini