Medan, CAHAYANEWS.COM - Setelah Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas HKBP Nomensen (UHN), Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi kembali mendatangi unsur penguruan tinggi. Rabu (17/6), Akhyar menyambangi Universitas Negeri Medan (Unimed) di Jalan William Iskandar. Kedatangannya untuk minta masukan terkait upaya-upaya apa yang harus dilakukan guna mengatasi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), sekaligus persiapan menyongsong fase new normal.
Kepada Rektor Unimed Prof Dr Syamsul Gultom SKM MKes, Akhyar menjelaskan, jumlah warga Kota Medan yang positif terinfeksi Covid-19 di Kota Medan terus meningkat. Berdasarkan data yang dikeluarkan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Medan, Selasa (16/6), warga positif Covid-19 sebanyak 643 orang. Dikatakannya, pertambahan yang terjadi tidak terlepas dari kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah dikeluarkan pemerintah.
Meski jumlah warga positif Corona semakin meningkat dan tidak sedikit yang meninggal dunia, jelas Akhyar, masyarakat sepertinya menganggap biasa pandemi Covid-19 yang kini masih menerpa Kota Medan. Selain mengabaikan jarak (social distancing) saat berada di keramaian, kesadaran warga juga kurang untuk memakai masker saat melakukan aktifitas di luar rumah. Padahal Pemko Medan terus melakukan sosialisasi dan membagikan masker gratis guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di tengah-tengah masyarakat.
"Salah satu upaya mengatasinya dengan membangun kultur baru di tengah-tengah masyarakat melalui social engineering. Tentunya Pemko Medan tidak dapat sendiri untuk melakukannya. Untuk itu melalui pertemuan ini, kami sangat mengharapkan sekali saran, masukan dan dukungan penuh dari seluruh civitas akademika Unimed," kata Akhyar yang datang didampingi Plt Kadis Pendidikan Kota Medan Muslim Harahap, Kepala BPBD Arjuna Sembiring serta Camat Medan Tembung Ahmad Barli Nasution.
Akhyar selanjutnya mengungkapkan, peningkatan jumlah warga positif terinfeksi Covid-19 menyebabkan seluruh rumah sakit di Kota Medan full (penuh). Oleh karenanya diperlukan solusi alternatif mengatasinya sehingga warga yang positif Covid-19 dapat dirawat dengan baik hingga penyembuhan. Di samping itu tambahnya lagi, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga kini menyebabkan kehidupan ekonomi masyarakat sangat menurun.
Kondisi itu imbuhnya, berimbas terhadap penurunan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Medan. Dikatakannya, PAD Kota Medan selama ini bersumber dari pendapatan pajak seperti pajak rumah makan, restoran, hotel maupun pajak bumi bangunan (PBB). "Kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan masyarakat kesulitan untuk membayar pajak. Karenanya, kita harus segera mengatasi pandemi Covid-19 ini. Jadi kami sangat mengharapkan sekali masukan dari Unimed, sehingga Pemko Medan dapat melakukan langkah-langkah serta kebijakan yang akan dilakukan mengatasinya," ungkapnya.
Didampingi Wakil Rektor I Unimed Dr Resku MS, Dr Martina Restuati MSi Wakil Rektor II Unimed, Prof Dr Sahat Siagian MPd (Wakil Rektor III Unimed) Prof Drs Manihar Situmorang MSc Ph.D. (Wakil Rektor IV Unimed), Prof Dr Syawal Gultom MPd (Ketua Senat Unimed), Winsyah Putra SPd MSi (Sekretaris Senat Unimed) serta Prof Indra Maipitan MSi PhD. (Dekan FE Unimed), Rektor Unimed Prof Dr Syamsul Gultom SKM MKes mengucapkan terima kasih atas kunjungan Plt Wali Kota.
Syamsul Gultom menilai, ikhtiar Plt Wali Kota mendatangi sejumlah perguruan tinggi, termasuk Unimed untuk minta masukan guna mengatasi Covid-19 sekaligus langkah-langkah persiapan untuk menghadapi fase new normal sangat baik. "Semoga saja masukan yang diberikan nantinya dapat memberikan manfaat dan Unimed siap mendukungnya," kata Syawal Gultom.
Selanjutnya pertemuan yang berlangsung penuh akrab dan rasa kekeluargaan itu diisi dengan diskusi. Dalam diskusi tersebut, mantan Rektor Unimed yang kini menjabat sebagai Ketua Senat Unimed Prof Dr Syawal Gultom MPd memberi masukan, agar masukan lebih dulu diberikan pemahaman yang jelas soal karakteristik Covid-19 serta sistem penularannya. "Dengan pemahaman yang diberikan akan timbul kesadaran dalam diri masyarakat sehingga mematuhi protokol kesehatan agar tidak tertular virus Corona," jelas Syawal.
Selanjutnya Syawal menambahkan, ada tantangan yang harus ditaklukkan saat ini yakni ketidakpercayaan sebagian masyarakat pada virus Corona tersebut. Bahkan katanya, ada yang menganggap virus ini hanya imej yang dibangun oleh sebuah konspirasi. "Kita harus bisa mematahkan anggapan itu dengan kepastian. Jangan ada kesan ragu-ragu," tegasnya seraya menguatkan, sebenarnya dengan kepatuhan dan kesadaran menjalankan protokol kesehatan, penularan virus ini dapat dicegah.
Guna menghilangkan imej tersebut, Syawal berharap agar ahli medis dapat memberikan penjelasan yang sebenar-benarnya mengenai Covid-19, tidak hanya bahaya tetapi juga penularannya. Di samping itu Syawal pun berharap agar warga yang pernah menjalani perawatan karena positif Covid-19 dan berhasil sembuh dapat digunakan untuk menjadi pembicara dalam memberikan sosialisasi tentang Covid-19 kepada masyarakat. "Dengan pengalamannya saat menjalani perawatan hingga sembuh, tentunya efektif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai Covid-19," sarannya. (CNC/BK)