Ketua Perguruan Shindoka Provinsi Sumatera Utara Zulkarnaen Lubis, yang juga Kepala Badan Keuangan dan Asset Pemko Medan mengatakan hal itu pada wartawan di Medan, Minggu (3/3/2024) menjawab pertanyaan kesiapan dan persiapan 8 karateka Sumut mengikuti Kejurnas Forki di Tangerang.
Zulkarnaen yang mantan Kadispenda, Kepala Bappeda dan Kadisduk Capil Kota Medan itu menyebutkan, Pengda Shindoka Sumut tidak melakukan persiapan khusus sehubungan keberangkatan atlit.
Pasalnya, memang selama ini Shindoka Sumut telah menyelenggarakan pemusatan latihan jangka panjang dalam 2 lapis, sehingga seluruh atlet yang tergabung di dalamnya selalu siap untuk diterjunkan dalam berbagai even yang diikuti.
Para atlet yang mengikuti kejurnas tersebut, lanjut Zulkarnain lagi, Akbar, Juan, Niken, Putri, Nazwa, Syawal, Diedie dan Ali didampingi Pelatih Senpai Nova, dan manager tim.
Kategori yang diikuti dikelompok kadet, junior dan senior putra putri. Tentunya semua atlet punya keinginan tersendiri bisa mengikuti Kejurnas Forki ini sebab harus melewati seleksi ketat baik ditingkat Forki Sumut maupun PB. Perguruan.
Cuma agak disayangkan, Forki Sumut tidak memberikan kesempatan kepada atlet-atlet kita untuk mengikuti Kejurnas Ini, dengan tidak melakukan seleksi, padahal sebenarnya atlet-atlet kita karate Sumut cukup banyak yang potensial baik di kelas kadet, maupun junior bahkan U-21, yang sebenarnya bisa cukup bersaing dgn atlet daerah lainnya.
Atlet, kalaupun belum bisa meraih prestasi puncak pasti tetap memerlukan pengalaman bertanding di level seperti kejurnas ini. Ini tentunya banyak atlet karate di kelompok kata merasa sedih dianaktirikan.
Atlet2 Shindoka Sumut yg mengikuti kejuaraan ini seluruhnya murni melalui pembinaan yang dilakukan bertahun-tahun mulai sabuk putih, jadi tidak ada atlet eksodus dari perguruan lainnya.
"Mudah-mudahan mereka bisa berprestasi baik, walaupun relatif semuanya muda-muda dan potensial berkembang dengan prestasi bagus pada masa yang akan datang, " imbuh Zulkarnaen.
Ditambahkannya, melakukan pembinaan khususnya di tingkat perguruan, memasyarakatkan karate ditengah-tengah masyarakat tentunya bukan hal yang mudah bagi perguruan, belum lagi harus melakukan latihan reguler sepanjang tahun dengan dukungan prasarana dan sarana yang harus tersedia dan try -in dan try -out yang diperlukan.
Karenanya sekali lagi banyak perguruan karate berharap di Sumut dapat digelar kejuaraan2 karate lingkup nasional yg berkualitas, sehingga para karate dapat mengikuti kejuaraan2 karate yang bagus untuk mengasah teknik dan strategi bertanding yang hanya diperoleh dari mengikuti pertandingan yang teratur.
Saat ini, kejuaraan karate bertaraf nasional yang bagus kebanyakan digelar di daerah Jawa, seakan Provinsi di luar Pulau Jawa belum punya kemampuan memobilisir sumber daya untuk menyelenggarakan kejuaraan karate yang bagus, padahal di Sumut misalnya begitu banyak stakeholder yang bisa diajak berprtisipasi memajukan olah raga di Sumut agar jangan terkesan pertandingan olah raga hanya bisa digelar dengan dukungan biaya dari pemerintah. Ini tentunya keliru.
Terlepas dari itu, shindoka Sumut akan terus berusaha berkontribusi dalam melanjutkan tradisi bahwa Sumut adalah gudangnya atlet karate potensial yang jika dibina dengan program terencana dapat berprestasi hebat. Seluruh perguruan tentunya siap bekerjasama dgn Forki agar dapat menyusun agenda pembinaan yang efektif guna terus menjaga nama harum karate Sumut, sehingga kejadian prestasi karate sumut di PON Papua tidak terjadi lagi.
Seluruh atlet shindoka Sumut siap mengikuti kejurnas ini bahkan yang mewakili PB. Perguruan berangkat lebih awal dan melakukan persiapan akhir di Honbu Shindoka yang kebetulan juga ada di Tangerang bergabung dengan atlet-atlet shindoka dari propinsi lainnya.
Zulkarnaen juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terus berpartisipasi dalam pembinaan atlet-atlet shindoka Sumut selama ini, sebab tanpa dukungan semua pasti pembinaan tidak dapat berjalan optimal, bravo karate Sumut…Osh. (CNC/akoi)